LAMPUNG UTARA-Cara warga Sribasuki Kecamatan Kotabumi Kota, Kabupaten Lampung Utara memang patut ditiru.
Sejak 7 bulan lalu, limbah air pembuangan hasil pembuatan tahu dimanfaatkan menjadi biogas untuk kebutuhan memasak di dapur.
Otomatis uang untuk membeli tabung gas bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya.
“Alhamdulillah, limbah air pembuangan hasil pengolahan tahu berbahan baku kacang kedelai ternyata bermanfaat. Sudah 7 bulan ini kami memasak di dapur menggunakan biogas hasil permentasi dari limbah tersebut,” ujar Hadi salah satu pengusaha pembuat Tahu saat berbincang bersama Harian Media Rakata di kediamannya kelurahan Sribasuki Kecamatan Kotabumi Kota, Lampung Utara, Kamis (5/11/2020).
Hadi mengatakan, proses permentasi limbah tahu sebelum menjadi biogas terlebih dahulu ditampung didalam sebuah tabung yang didesain mirip seperti septictank dan diendapkan selama 15 hari.
Setelah itu, baru limbah menghasilkan biogas yang disalurkan melalui paralon yang disambungkan langsung ke kompor gas.
“Selama proses pembusukan dan berada dalam tabung yang didesain didalam galian tanah dan coran itu. Limbah kemudian berpermentasi menjadi biogas. Proses untuk menjadi biogas harus selama 15 hari dan tidak boleh bercampur dengan air sabun,” kata dia.
Hadi menjelaskan, selama menggeluti usaha pembuatan Tahu sejak tahun 1998, keluarga besarnya tidak mengetahui jika limbah air Tahu bisa dimanfaatkan untuk biogas bahan baku untuk memasak dengan memakai mediasi kompor gas.
“Baru sejak 7 bulan lalu, kami mengetahui manfaat limbah Tahu melalui teman warga Kota Metro. Dialah yang mendesain tempat prosesi permentasi dan instalasi jaringan biogas ke kompor, hingga bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak,” jelasnya.
Hadi menyebutkan, hampir seluruh pengusaha pembuat Tahu di kelurahan Sribasuki Kecamatan Kotabumi Kota, Lampung Utara kini sudah beralih ke bahan bakar biogas yang diperoleh dari hasil permentasi limbah Tahu dari kacang kedelai.
“Bagi masyarakat yang ingin beralih boleh untuk mencoba,” pungkasnya. (ica/dra)