Tak Mau Anggarkan Perpustakaan Digital, Ketua Apdesi Pringsewu Diguga Lakukan Intimidasi

PRINGSEWU – Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Pringsewu Abidin Ayub, diduga mengintimidasi para kepala pekon yang tidak mau menganggarkan program perpustakaan digital senilai Rp30 juta.

Selain intimidasi, profesi jurnalis pun ikut direndahkan oleh Abidin Ayub. Hal itu ia utarakan dalam rekaman voice note di grup WhatsApp Apdesi, Jumat (20/01/2023).

Dalam rekaman itu, Abidin menyebut nama Kasat Reskrim Polres Pringsewu Iptu Feabo Adigo Mayora Pranata, sebagai beking (pelindung), Inspektorat, hingga Dinas PMD, untuk memastikan agar kepala pekon tidak takut terhadap wartawan.

“Jangan bingung jadi kepala pekon, jangan penakut. Jelas-jelas kita ini ada orang di belakang. Kasatreskrim itu orang kita, Inspektorat juga sudah nyuruh menganggarkan ini (anggaran perpustakaan digital),” kata Abidin dalam percakapan di grup WhatsApp Apdesi, Jumat (20/01/2023).

“Jangan takut dengan wartawan yang cuma seujung kuku itu, terkecuali gak ada yang di belakang kita,” sambungnya.

Dalam percakapan itu, Abidin juga menantang wartawan untuk lapor ke Kasat Reskrim untuk memastikan program perpustakaan digital sudah sesuai.

“Bila perlu kita perang ramai-ramai, mati sudah, jangan setengah-setengah, ngapain takut. Kita ini ngolah dana desa kok takut, mana dapat duit, melarat kita ujung-ujungnya,” kata dia.

Menanggapi hal itu, salah satu kepala pekon di Kecamatan Pringsewu berinisial HN, membenarkan adanya percakapan ketua Adepsi dalam voice note yang beredar dikalangan kepala pekon terkait pengadaan perustakan digital yang diduga menjadi polemik.

“Itu urusan ketua Apdesi, bagi kami yang mampu untuk menganggarkan untuk program itu (perpustakan digital) ya silahkan, bagi yang tidak menganggarkan ya jangan dipaksakan, sesuai kebutuhan masing-masing. Kalau mau dilaporkan seperti percakapan di voice note milik ketua Apdesi kabupaten, ya monggo saja,” kata dia, Sabtu (21/01/2023).

Hal serupa juga diutarakan kepala pekon di Kecamatan Gading.

“Ya memang pernah mas masuk wilayah gading untuk menawarkan, cuma saya tidak ikut progam tersebut, pertama dikarenakan anggarannya tidak ada dan juga menurut saya tidak begitu penting,” ungkapnya.(Bal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *