Komisaris PT. Lingga Teknik Utama, Kartubi : Nyak Jo Lagei Mudo Tukang Neken Ulun

LAMPUNG UTARA – Puluhan tempat penampungan sementara (TPS) pedagang di Pasar Dekon Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, tertimpa material bongkaran bangunan lama. Beruntung, dalam kejadian itu tidak ada korban, baik pedagang maupun barang dagangannya. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 06 Oktober 2025, sekitar pukul 20.30 WIB.

 

Menurut pengakuan sejumlah pedagang, kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, satu kendaraan roda dua sempat ringsek akibat tertimpa material sisa bangunan lama yang dirobohkan.

 

Bahkan, ada dua rumah warga yang turut mengalami musibah, dan hingga saat ini belum ada proses ganti rugi. Pihak pengembang beralasan harga ganti rugi yang diminta terlalu tinggi.

 

Ketua Aliansi Pedagang Pasar (APP) Kotabumi, Budi Chartawan, mengaku kejadian material jatuh telah terjadi sebelumnya. Peristiwa itu sudah dua kali terjadi, meski tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian besar secara material. Namun, kejadian tersebut berdampak pada psikologis para pedagang.

 

“Coba kalau itu siang, bagaimana kejadiannya. Untungnya malam,” kata dia saat ditemui di lokasi pasar.

 

Menurutnya, selain rawan tertimpa material bangunan lama yang dirubuhkan pengembang, tempat penampungan sementara pedagang di Pasar Pagi Kotabumi juga rawan mengalami aksi pencurian.

 

Sering terjadi kasus pencurian barang yang disimpan di kios penampungan sementara. Kejadian itu bukan hanya sekali, tetapi sudah beberapa kali.

 

“Kalau kata kami ini bukan tempat penampungan sementara, tapi tempat penyiksaan sementara. Bagaimana tidak, nasib pedagang tidak jelas, belum lagi kejadian-kejadian seperti ini,” timpal beberapa pedagang lainnya.

 

Selain menimpa TPS pedagang, material bongkaran juga telah merusak dua rumah milik warga. Sampai saat ini, belum ada kesepakatan antara pihak pengembang dan pemilik rumah.

 

Kartubi, yang mengaku sebagai Komisaris Utama PT Lingga Tekhnik Utama, saat ditemui di kantor pemasaran yang berada di salah satu ruko pasar, mengeluhkan kesulitan dalam penyelesaian proses ganti rugi dengan pemilik rumah yang terdampak.

 

“Itu rumah orang kena sedikit, kita mau memperbaiki, mereka tidak mau, malah minta duit. Kita kasih duit 5 juta, itu sudah untung, tapi mereka tidak mau. Yang satu minta 20 juta, yang satunya lagi minta 25 juta,” keluhnya saat di konfirmasi Payung Teduh Media Grup, Selasa (08/10/2025).

 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa salah satu pemilik rumah sempat masuk ke area pembongkaran revitalisasi pasar dan mengambil kunci alat berat yang sedang bekerja.

 

“Belum lagi pemilik rumah itu mengambil kunci eskavator. Belum kita laporkan ke polisi, kita kasiankan. Kunci eskavator sudah dikembalikan, itu lurah yang menyelesaikan,” ujarnya.

 

Dirinya juga menyampaikan bahwa dalam setiap kejadian terkait revitalisasi pasar, kita pihak pengembang kerap menjadi sasaran kesalahan. Bayangkan saja hal seperti itu saya mau di tekan orang, padahal saya ini bukan cina.

 

“Nyak jo lagei mudo no ho tukang neken ulun, kiro-kiro gehino.”

 

Artinya kurang lebih: “Saya ini dulunya tukang menekan orang, kira-kira seperti itu,” tutupnya. (*Rendra)