
LAMPUNG TENGAH-Sejumlah pegawai dilingkungan Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), diminta untuk melakukan rapid test dan isolasi mandiri. Hal itu dilakukan, terkait kabar meninggalnya salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) DPKAD Kabupaten Lamteng dan diduga hasil rapid reaktif Covid-19.
Kabar tersebut, disampaikan Kepala DPKAD Kabupaten Lamteng, Rusmadi melalui sambungan telepon, Minggu (13/9/2020).
Rusmadi membenarkan, jika ada seorang stafnya yang meninggal dunia. Namun, kepastian penyebab kematian ASN dilingkungan DPKAD tersebut masih menunggu hasil swab dan test VCR.
Namun, lanjut Rusmadi, pihaknya sudah meminta agar pegawai DPKAD yang pernah kontak fisik dengan almarhum untuk mengikuti rapid test dan mengisolasi secara mandiri di rumah.
“Kami masih menunggu hasil swabnya. Apakah hasilnya, positif atau negatif dan berharap hasil swabnya negatif,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Ia, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamteng, untuk melakukan rapid test secara massal di DPKAD.
“Namun, saran Kadiskes Lamteng dr Otniel agar langsung dilakukan test swab untuk mendapatkan hasil yang pasti,” jelas Rusmandi.
Karena, lanjutnya, menurut Kadiskes hasil rapid test banyak yang negatif, dan mengimbau pegawai DPKAD langsung dilakukan swab.
Dikatakan Rusmadi, terkait meninggalnya salah satu ASN DPKAD yang dimakamkan dengan protokol Covid-19, telah melaporkanya kepada Bupati Lamteng, dan telah meminta BPBD untuk melakukan penyemprotan disinfektan di kantor DPKAD.
Rusmandi juga menyatakan, agar pelayanan di DPKAD tidak terhenti, telah mengimbau pegawainya mengikuti test swab.
“Dengan test swab, jika ada pegawai yang positif Covid-19 bisa ketahuan, dan langsung disarankan untuk isolasi mandiri. Namun, jika hasilnya negatif maka tetap bekerja agar pelayanan tidak terhenti,” ujarnya.
Menyikapi adanya ASN DPKAD yang meninggal dunia, dan dimakamkan dengan menggunakan Protokol kesehatan. Sejumlah pegawai DPKAD, mengaku tidak berani masuk kerja jika tidak ada jaminan bahwa tempat mereka bekerja telah steril.
“Lebih baik menghindari dulu, dari pada kita terpapar. Karena keselamatan kami adalah yang utamam,” kata sejumlah pegawai yang tidak ingin disebut namanya. (rendi)