PESAWARAN — Kapolres Pesawaran AKBP Maya Henny Hitijahubessy memimpin Apel gelar pasukan operasi Zebra Krakatau 2023 yang berlangsung di lapangan Mapolres setempat, Senin (04/09/2023). Pagi.
Apel gelar pasukan diikuti Wakapolres Pesawaran Kompol Muhammad Riza. Bupati Pesawaran yang diwakili
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sunyoto. Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Pesawaran Hipni, Danramil Gedong Tataan Kapten Inf Sukandi.
Pasukan apel terdiri dari Brigif 4 Marinir Piabung / BS sebanyak 10 personil. Kodim 0421 Lamsel 10 personil.
Kemudian, Yonif 143 TWEJ Kompi Senapan A 10 personil, Lalu Personil Polres Pesawaran, Personil Pol PP Pesawaran
Ditambah, Dinas Perhubungan Kabupaten Pesawaran sebanyak, 10 personil dan Sat Pol PP Kabupaten Pesawaran sebanyak 10 personil.
Kapolres Pesawaran AKBP Maya Henny Hitijahubessy mengatakan Permasalahan dibidang lalu lintas, dewasa ini telah berkembang dengan cepat dan dinamis, hal ini sebagai konsekuensi dari meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan populasi penduduk yang memerlukan alat transportasi sebagai sarana mobilitas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perkembangan transportasi juga telah menginjak era digital.
“Dimana operasional pelayanan angkutan publik sudah berada dalam genggaman cukup dengan menggunakan alat komunikasi. Modernisasi ini perlu diikuti dengan inovasi dan kinerja polri khususnya polisi lalu lintas, sehingga mampu mengantisipasi segala dampak yang akan timbul dari modernisasi transportasi, diantaranya adalah Etle-Sim. Online Sinar. Samsat Digital Nasional, (Signak) E- Samsat desa (Samdes),”Kapolres Maya saat menjadi inspektur upacara apel gelar pasukan operasi zebra 2023.
Ditambahkan Kapolres, tidak lama lagi bangsa Indonesia akan melaksanakan perhelatan besar yaitu Pemilu 2024, dimana kita semua harus mendukung pelaksanaan Pemilu, sehingga khususnya masyarakat dapat melaksanakan pesta demokrasi lima tahunan ini dengan aman dan nyaman untuk terwujudnya Pemilu yang damai.
“Mengingatkan pada kesempatan ini juga saya kepada seluruh anggota Polri berkomitmen untuk tetap netral dalam menjaga ketertiban kestabilan dan masyarakat sehingga proses demokrasi dapat berjalan lancar dan damai. Dengan adanya sinergitas baik institusi pemerintahan, penyelenggara pemilu, maupun masyarakat menjadi kunci utama untuk mempertahankan nilai persatuan-kesatuan bangsa,”kata Kapolres Maya.
Kapolres Pesawaran juga menjelaskan bahwa Polda Lampung dan Jajaran akan melaksanakan operasi zebra Krakatau 2023 dengan tema “Kemanan Yang Kondusif Menuju Pemilu Damai 2024, dengan melibatkan 686 Personel Polri jajaran Polda Lampung selama 14 hari, dimulai dari 04 -17 September 2023, secara serentak di seluruh Indonesia.
“Tujuan operasi zebra krakatau 2023 tahun ini adalah menurunnya angka pelanggaran, laka lantas dan angka fatalitas serta meningkatnya disiplin masyarakat dalam berlalu lintas khususnya di wilayah hukum Polda Lampung dan Jajaran,”jelas Kapolres Maya.
Lanjut Kapolres Maya. Sedangkan sasaran operasi meliputi segala bentuk Potensi Gangguan, Ambang Gangguan dan Gangguan Nyata, yang berpotensi mengakibatkan kemacetan, pelanggaran, dan kecelakaan lalu lintas, baik sebelum, maupun pasca operasi ops zebra krakatau 2023, dengan 7 prioritas pelanggaran yaitu :
Pengemudi atau pengendara ranmor yang menggunakan ponsel saat berkendara.
Pengemudi atau pengendara ranmor yang masih di bawah umur.
Pengemudi atau pengendara sepeda motor yang berboncengan lebih dari 1 (satu) orang.
Kemudian, pengemudi atau pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm SNI dan pengemudi atau pengendara ranmor yang tidak menggunakan safety belt.
Juga berlaku bagi pengemudi atau pengendara ranmor dalam pengaruh alkohol. Lalu pengemudi atau pengendara ranmor yang melawan arus. Dan terakhir, pengemudi atau pengendara ranmor melebihi batas kecepatan.
Diketahui, pelaksanaan operasi kepolisian saat ini berada pada rentan waktu pentahapan Pemilu oleh karena itu tindakan selektif dengan skala prioritas harus benar-benar dipahami oleh semua pelaksana di lapangan, sehingga tidak bertentangan dengan tujuan Operasi Kepolisian diantaranya,
Hindari perbuatan yang kontra produktif yang dapat merusak citra Polri serta tetap menjaga marwah Polri;
Tidak berorientasi pada gakkum lantas / tilang tetapi lebih mengutamakan kegiatan preemtif dan prefentif serta tindakan simpatik humanis.
Kemudian, personil diimbau untuk maksanakan tugas dan pedomani standar operasional prosedur yang ada dalam melaksanakan tugas. (Indra).