
LAMPUNG UTARA-Miris! program KOTAKU di kelurahan Tanjung Senang, Kecamatan Kotabumi Selatan, Kabupaten Lampung Utara tergolong mengenaskan.
Selain kualitas pekerjaan diragukan, ternyata dalam pengelolaannya menyisakan keuntungan dalam pekerjaan tiap item kegiatan yang telah dilaksanakan.
Dari informasi yang diperoleh Harian Media Rakata, program KOTAKU tersebut menyisakan keuntungan sisa anggaran senilai Rp 167 juta.
Informasinya sisa keuntungan tersebut telah dibagi habis sesama panitia yang terlibat baik Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) maupun Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Pembagiannya pun bervariasi tergantung pangkat dan wewenang mereka dalam kepanitiaan program KOTAKU tersebut.
Aliran dananya pun diakui oleh salah satu serap aspirasi mengalir ke sejumlah oknum wartawan, LSM dan lainnya.
Menurut Rohik salah seorang serap aspirasi yang bertugas di kelurahan Tanjung Senang dan Kelapa Tujuh menyebutkan jika anggaran tersebut juga dicicipi oleh sejumlah oknum wartawan LSM dan lainnya.
“Saya juga tahu jika aliran uang KOTAKU juga mengalir kepada sejumlah oknum wartawan LSM dan lainnya. Mereka bilang uang icip-icip,” jelas Rohik saat berbincang dengan Harian Media Rakata, dikediamannya Jumat malam (22/1/2021).
Bahkan Rohik menyarankan kru Harian Media Rakata untuk keliling langsung menemui para LKM untuk meminta jatah ‘icip-icip’ atau istilah lainnya uang tenggang rasa.
“Saya paham. Saya tidak bisa mengkondisikan semua LKM. Sekedar sumbang saran silakan langsung temui masing-masing LKM,” tawar Rohik.
“Saya hanya bisa bantu sonding dengan satu LKM Tanjung Senang yang kebetulan rekan saya di lembaga bantuan hukum. Itu pun saya tidak bisa intervensi berapa nilai yang bisa diberikan,” tambahnya.
Rohik juga menjelaskan, jika pada pelaksanaannya semua LKM dan KSM mengaku kapok dalam pelaksanaan program KOTAKU tersebut.
“Mereka kalaupun ditawarkan lagi program yang sama pasti tidak ingin lagi. Kapok bang. Rata-rata mereka nombok. Bahkan ada yang sampai terhutang di toko bangunan material,” terangnya.
“Meskipun ditawarkan hingga 7 kali pasti mereka tidak akan mau lagi. Ruwet,” jelasnya.
Sementara Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Didik saat ditemui mengaku kesal banyaknya wartawan yang mempersoalkan program KOTAKU di kelurahan Tanjung Senang yang di kelolanya.
“Saya mati-matian menyelesaikan laporan untuk serah terima, malah kawan mati-matian ingin mematikan saya,” ujar Didik sedikit dengan nada kesal.
“Dana sudah habis, sekarang baru dipersoalkan,” ujarnya. (dra/ica)